Perkembangan dan Asumsi Pedadogi dan Andradogi
Daftar Isi
Pendidikan orang dewasa adalah suatu proses belajar yang sistematis dan berkelanjutan pada orang yang berstatus dewasa dengan tujuan untuk mencapai perubahan pada pengetahuan, sikap, nilai dan keterampiolan. Kondisi-kondisi yang dapat ditimbulkan dari definisi itu adalah: 1) Orang dewasa termotivasi untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka; 2) Orientasi belajar bagi orang dewasa adalah berpusat pada kehidupan; 3) Pengalaman sebagai sumber kekayaan untuk belajar orang dewasa; 4) Orang dewasa mengharapkan berhubungan sendiri dengan kebutuhan yang tepat; 5) Perbedaan individual di antara perorangan berkembang sesuai dengan umurnya.
image source: www(dot)ahpnet(dot)com |
Baca juga: Gangguan Belajar Anak Berkebutuhan KhususKnowles (1976) melanjutkan pemahamnan C. Linderman, mengungkapkan bahwa kondisi orang dewasa dalam belajar berbeda dengan anak-anak. Kalaulah pada anak-anak digunakan istilah “padagogy” sehingga diartikan dengan “the art and science of teaching children” atau ilmu dan seni mengajar anak-anak. Menurut pandangannya, mengapa sampai terjadi perbedaan antara kegiatan belajar anak-anak dengan orang dewasa, hal tersebut karena orang dewasa memiliki: 1) Konsep diri (The self-concept), 2) Pengalaman hidup (The role of the learner’s experience); 3) Kesiapan belajar (Readiness to learn); 4) Orientasi belajar (Orientasion to learning); 5) Kebutuhan pengetahuan (The need to know); dan 6) Motivasi (Motivation).
Pendapat-pendapat itu sejalan dengan beberapa definisi yang dikembangkan para ahli diantaranya adalah: Definisi yang diungkapkan oleh Morgan, Barton et al (1976) bahwa, pendidikan orang dewasa adalah suatu aktifitas pendidikan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari yang hanya menggunakan sebagian waktu dan tenaganya untuk mendapatkan tambahan intelektual. Sejalan dengan definisi itu, Reevers, Fansler, dan Houle menyatakan bahwa, pendidikan orang dewasa adalah upaya yang dilakukan oleh individu dalam rangka pengembangan diri, dimana dilakukan dengan tanpa paksaan (legal). (Suprijanto, 2007:13).
UNESCO lebih tajam mendifinisikan pendidikan orang dewasa sebagai suatu proses pendidikan yang terorganisir baik isi, metode dan tingkatannya, baik formal maupun nonformal, yang melanjutkan maupun menggantikan pendidikan di sekolah, akademi, universitas, dan pelatihan kerja yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh masyarakat dapat mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis maupun profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam persfektif rangkap perkembangan peribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya yang seimbang. (Townsend Coles, 1977, Sudjana, 2004:50).
Pada abad 18 sekitar tahun 1833: Alexander Kapp menggunakan istilah Pendidikan Orang Dewasa untuk menjelaskan teori pendidikan yang dikembangkan dan dilahirkan ahli-ahli filsafat seperti Plato. Juga pendidikan orang dewasa Bangsa Belanda Gernan Enchevort membuat studi tentang asal mula penggunaan istilah andragogi. Setelah era Kapp, pada abad 19 tepatnya tahun 1919, Adam Smith memberikan sebuah argumentasi tentang pendidikan untuk orang dewasa “pendidikan juga tidah hanya untuk anak-anak, tetapi pendidikan juga untuk orang dewasa”. Tiga tahun setelah Adam Smith tepatnya tahun 1921: Eugar Rosenstock menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa meggunakan guru khusus, metode khusus dan filsafat khusus.
Pada tahun 1926: The American For Adult Education mempublikasikan bahwa pendidikan orang dewasa mendapat sumbangan dari: 1) Aliran ilmiah seperti Edward L Thorndike dan Aliran artistik seperti Edward C. Lindeman. Edward Lindeman menerbitkan buku “Meaning Of Adul Education” yang pada intinya buku tersebut berisi tentang: 1) Pendekatan Pendidikan orang dewasa dimulai dari situasi, 2) Sumber utama pendidikan orang dewasa adalah pengalaman si belajar ia juga menyatakan ada empat asumsi pendidikan orang dewasa, yaitu: (1) orang dewasa termotivasi belajar oleh kebutuhan pengakuan. (2) orientasi orang dewasa belajar adalah berpusat pada kehidupan, (3) pengalaman adalah sumber belajar, (4) pendidikan orang dewasa memperhatikan perbedaan bentuk, wktu, tempat dan lingkungan.
Sejarah Perkembangan Andragogi
Ditemukannya istilah andragogi dimulai dari tahun 1833, oleh alexander Kapp, Kapp menjelaskan andragogi dengan menggunakan istilah Pendidikan Orang Dewasa terutama dalam menjelaskan teori pendidikan yang dilahirkan ahli filsafat Plato. Secara runtut berikut ini dijelaskan sejarah perkembangan penggunaan istilah andragogi dari tahun ke tahun sebagai teori pendidikan baru di samping teori pedagogy.Pada abad 18 sekitar tahun 1833: Alexander Kapp menggunakan istilah Pendidikan Orang Dewasa untuk menjelaskan teori pendidikan yang dikembangkan dan dilahirkan ahli-ahli filsafat seperti Plato. Juga pendidikan orang dewasa Bangsa Belanda Gernan Enchevort membuat studi tentang asal mula penggunaan istilah andragogi. Setelah era Kapp, pada abad 19 tepatnya tahun 1919, Adam Smith memberikan sebuah argumentasi tentang pendidikan untuk orang dewasa “pendidikan juga tidah hanya untuk anak-anak, tetapi pendidikan juga untuk orang dewasa”. Tiga tahun setelah Adam Smith tepatnya tahun 1921: Eugar Rosenstock menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa meggunakan guru khusus, metode khusus dan filsafat khusus.
Pada tahun 1926: The American For Adult Education mempublikasikan bahwa pendidikan orang dewasa mendapat sumbangan dari: 1) Aliran ilmiah seperti Edward L Thorndike dan Aliran artistik seperti Edward C. Lindeman. Edward Lindeman menerbitkan buku “Meaning Of Adul Education” yang pada intinya buku tersebut berisi tentang: 1) Pendekatan Pendidikan orang dewasa dimulai dari situasi, 2) Sumber utama pendidikan orang dewasa adalah pengalaman si belajar ia juga menyatakan ada empat asumsi pendidikan orang dewasa, yaitu: (1) orang dewasa termotivasi belajar oleh kebutuhan pengakuan. (2) orientasi orang dewasa belajar adalah berpusat pada kehidupan, (3) pengalaman adalah sumber belajar, (4) pendidikan orang dewasa memperhatikan perbedaan bentuk, wktu, tempat dan lingkungan.
Pada perkembangan selanjutnya Edward C. Lindeman menerbitkan journal of Adult Education. Pada tahun 1928: Edward L. Thorndike menyususn buku “Adult Learning” yang merupakan buku P endidikan Orang Dewasa pertama dari aliran Scientific. Pada tahun berikutnya tepatnya tahun 1929: Lawrence P. jacks menulis dalam journal Adult of education, bahwa pendapatan dan kehidupan adalah dua hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan. Ia mengistilahkan pendidikan orang dewasa (POD) dengan Continuing School dan berbasis pada pendapatan dan kehidupan. Tahun 1930: Arceak AB mengenalkan istilah pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup dalam rangka pendidikan untuk manusia.
Pada tahun itu Robert D. Leigh menyimpulkan dari hasil studinya dalam journal Adult Education bahwa belajar orang dewasa sangat berkaitan erat dengan pengalaman sehari-hari, sehingga pengetahuan baru harus berdasar pengalaman hidup sehari-hari. Pada tahun tahun 1931; David L Mackage menulis dalam Journal Adult Education bahwa isi dan metode pembelajaran harus selalu dihasilkan untuk Pendidikan orang dewasa.
Pada tahun itu Robert D. Leigh menyimpulkan dari hasil studinya dalam journal Adult Education bahwa belajar orang dewasa sangat berkaitan erat dengan pengalaman sehari-hari, sehingga pengetahuan baru harus berdasar pengalaman hidup sehari-hari. Pada tahun tahun 1931; David L Mackage menulis dalam Journal Adult Education bahwa isi dan metode pembelajaran harus selalu dihasilkan untuk Pendidikan orang dewasa.
Tahun 1936: Lyman Buson menyusun buku “Adult Education” dimana buku tersebut membahas secara terperinci tentang tujuan pendidikan orang dewasa sebagai sebuah bentuk sosial untuk mencapai kesamaan tujuan program pada semua institusi pendidikan orang dewasa. Pada tahun 1938: Alan Rogers menulis dalam journal Adult Education bahwa salah satu tipe pendidikan orang dewasa adalah berdasarkan dan penggunaan metode baru sebagai prosedur atau langkah pada pembelajarannya.
Sekitar tahun 1939: Rat Herton menulis dalam journal Adult Education bahwa pada High School, pebelajar orang dewasa mempunyai beberapa pengetahuan atau kecakapan sehingga proses belajar harus seperti yang dimulai atau dilakukan pebelajar tersebut. Pemikiran tersebut sejalan dengan pendapat Ben H. Cherrington yang ditulis dalam journal Adult Education, bahwa pada pendidikan orang dewasa yang demokratis, pebelajar menggunkan metode belajar aktif mandiri dan bebas memilih belajar dan hasil belajar.
Sekitar tahun 1939: Rat Herton menulis dalam journal Adult Education bahwa pada High School, pebelajar orang dewasa mempunyai beberapa pengetahuan atau kecakapan sehingga proses belajar harus seperti yang dimulai atau dilakukan pebelajar tersebut. Pemikiran tersebut sejalan dengan pendapat Ben H. Cherrington yang ditulis dalam journal Adult Education, bahwa pada pendidikan orang dewasa yang demokratis, pebelajar menggunkan metode belajar aktif mandiri dan bebas memilih belajar dan hasil belajar.
Anggapan tersebut dipertegas lagi oleh Wandell Thoman dalam journal Adult Education, bahwa pendidikan orang dewasa berbeda dengan sekolah di dalam keindividualan dan tanggung jawab sosial. Pendidikan orang dewasa membuat arah khusus bagi individu serta lebih diarahkan untuk memberikan sumbangan pada dan mengorganisir sumbangan tersebut pada tujuan sosial. Kejelasan isi dan proses pembelajaran pendidikan orang dewasa ditegaskan pada tahun 1940 oleh Harold dalam journal Adult Education, dia menyatakan, bahwa tidak hanya isi pengajaran, tetapi juga metode mengajar harus di ubah.
Pengajaran harus menempatkan latihan, dimana pebelajar dapat berpartisipasi secara luas. Beberapa elemen perlu diadakan kerjasama dalam program pendidikan orang dewasa. Pada tahun 1949: Harry Overstreet menyusun “The Nature Mind” dimana beliau menyatakan tentang perlunya pemisahan konsep pendidikan orang dewasa. Hal tersebut dilakukan melalui pemahamnan dan riset, dimana orang dewasa dalam proses pembelajaran terintegrasi dalam satu kerangka kerja.
Sebuah perjalanan panjang tentang lahirnya istilah andragogi dalam pendidikan, namun pemikiran-pemikiran yang lebih fokus baik dari segi konsep teori, filsafat maupun pada tahapan implementasi (metodologi) seperti pada; proses pembelajaran, tujuan pembelajaran, sasaran pembelajaran serta kaitan antara andragogi dengan masalah ekonomi, sosial, budaya dan politik dimulai pada tahun 1950: dimana Malcolm Knowles menyusun ‘Informal Adult Education” yang menyatakan bahwa inti Pendidikan orang dewasa berbeda dengan Pendidikan tradisional. Disamping itu pula Malcolm Kanowles mengajukan tiga hal penting pada POD, yakni: 1) Mengubah visi peserta belajar khususnya dalam program pendidikan orang dewasa. 2) Mengajukan istilan contiuning learning. 3) Peserta didik pada national training laboratories adalah orang-orang yang telah bekerja.
Begitu pula pada tahun itu fokus andragogi dilahirkan oleh Heinrich Hanselmanan menyusun buku yang berjudul “Andragogi: Nature, Possibilities and Boundaries of Adult Education” yang intinya POD berhubungan dengan pengobatan (bukan medis) dan pendidikan kembali orang dewasa. Rogers menyatakan bahwa pendidikan juga dihubungkan dengan perubahan tingkah laku, dimana hal ini sesuai dengan pembelajaran orang dewasa.
Sebuah perjalanan panjang tentang lahirnya istilah andragogi dalam pendidikan, namun pemikiran-pemikiran yang lebih fokus baik dari segi konsep teori, filsafat maupun pada tahapan implementasi (metodologi) seperti pada; proses pembelajaran, tujuan pembelajaran, sasaran pembelajaran serta kaitan antara andragogi dengan masalah ekonomi, sosial, budaya dan politik dimulai pada tahun 1950: dimana Malcolm Knowles menyusun ‘Informal Adult Education” yang menyatakan bahwa inti Pendidikan orang dewasa berbeda dengan Pendidikan tradisional. Disamping itu pula Malcolm Kanowles mengajukan tiga hal penting pada POD, yakni: 1) Mengubah visi peserta belajar khususnya dalam program pendidikan orang dewasa. 2) Mengajukan istilan contiuning learning. 3) Peserta didik pada national training laboratories adalah orang-orang yang telah bekerja.
Begitu pula pada tahun itu fokus andragogi dilahirkan oleh Heinrich Hanselmanan menyusun buku yang berjudul “Andragogi: Nature, Possibilities and Boundaries of Adult Education” yang intinya POD berhubungan dengan pengobatan (bukan medis) dan pendidikan kembali orang dewasa. Rogers menyatakan bahwa pendidikan juga dihubungkan dengan perubahan tingkah laku, dimana hal ini sesuai dengan pembelajaran orang dewasa.
Pada tahun 1954: TT Ten Have memberikan kuliah Andragogi, dimana beliau mengenalkan tiga istilah, yaitu: 1) andragogi yakni aktivitas secara institusional dan profesional yang terbimbing bertujuan untuk mengubah orang dewasa, 2) andragogik adalah latar belakang sistem metodologi dan idiologi yang mengatur proses andragogi secara aktual, 3) andragogi, adalah studi ilmiah tentang andragogi dan andragogik kedua-duanya. Kurt Lewin menyatakan bahwa belajar terjadi sebagai akibat perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan oleh perubahan struktur kognitif itu sendiri atau perubahan kebutuhan juga adanya motivasi internal serta belajar yang efektif dilakukan melalui kelompok.
Tahun 1956: M. Ogrizovic menguraikan tentang andragogi yang fenologika dan berikutnya tahun 1957: Frans Poggeler menyusun buku “introduction to andragogi: basic issue in adult education” dimana ia menyebutkan istilah andragogi untuk pendidikan orang dewasa. Wertheimer, Koffka dan Kohler mengenalkan hukum dalam pendidikan orang dewasa yaitu: 1) the law of proximily, 2) the law of similarity and familiarity, 3) the law closure.
Asumsi Pedadogi dan Andradogi
Konsep Diri
- Anak: pribadi yang tergantung
- Orang dewasa: bukan pribadiyang tergantung, tapi pribadi yang matang secara psikologis.
Pengalaman
- Anak: Sangat sedikit
- Orang dewasa: kaya/banyak pengalaman
Kesiapan Belajar
- Pedagogi: Guru menentukan, apa yang akan dipelajri, di mana, kapan
- Andragogi: Peserta menentukan: apa yang perlu dipelajari
Orientasi Belajar
- Anak: menunda aplikasi apa yang dipelajari
- Orang dewasa: cenderung ingin secepatnya mengaplikasikan
Implikasi Konsep Diri Orang Dewasa Terhadap Pembelajaran
- Iklim belajar: ruangan
- Peserta diikutsertakan dalam mendiagnosis kebutuhan belajarnya
- Peserta diikutsertaan dalam perencanaan
- Evaluasi: evaluasi diri
Implikasi dari Asumsi Tentang Pengalaman
- Teknik yang sifatnya menyadap pengalaman: seperti diskusi, studi kasus,simulasi, metode proyek, praktek, demonstrasi,…..
- Aplikasi praktis
- Belajar dari pengalaman
Implikasi Tentang Kesiapan Belajar
- Kurikulum/Program Disusun Berdasarkan Tugas Perkembangan.
- J. Havigust: sbg pekerja,kawan, orang tua, kepala rumah tangga, anggota organisasi, kawan sekerja, anggota keagamaan, pemakai waktu luang, anak dari orang tua yang sudah berumur.
- * Belajar kelompok
Implikasi Dari Asumsi Tentang Orientasi Belajar
- Pendidik orang dewasa bukanlah berperan sebagai guru yang mengajar mata pelajaran tetapi sbg pemberi bantuan kepada yang belajar
- Kur/program berorientasi pada masalah
- Pengalaman belajar yang dirancang berdasarkan pada perhatian/masalah yg ada dlm benaknya
Asumsi Tambahan
- Adults can learn (orang dewasa dapat belajar)
- Learning is an internal process (belajar adalah suatu proses dari dalam)
- Conditions of learning and principles of teaching (kondisi-kondisi belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran)
Dewasa secara biologis: telah mampu melakukan reproduksi
Secara sosial: mampu melakukan peran-peran sosial yg biasa dibebankan orang dewasa
Secara psikologis: memiliki tanggung jawab thd. Kehidupan dan keputusan yg diambil
Dewasa
- Dari segi umur: usia 21 th (meskipun belum menikah) atau sejak seorang menikah (meskipun belum berusia 21 th).
- Dari segi kejiwaan dewasa ditunjukkan adanya kematangan: merupakan proses pendidikan yang terorganisir di luarsekolahdengan berbagai bahan belajar, tingkatan, dan metode baik yang bersifat resmi maupun tidak meliputi upaya kelanjutan atau perbaikan pendidikan yang diperoleh dari sekolah, akademi, universitas atau magang.
Pendidikan Orang Dewasa
Pendidikan yang ditujukan untuk peserta didik yang telah dewasa untuk memenuhi tuntutan tugas tertentu dalam kehidupannya.Pendidikan Orang Dewasa (Ahli Behaviorisme)
Pendidikan orang dewasa adalah perubahan tingkah laku orang dewasa yang diakibatkan oleh situasi pendidikan tertentu.Pendidikan Orang Dewasa (Ahli Humanisme)
Pendidikan orang dewasa ditujukan kepada usaha untuk membimbing dan mengarahkan pertumbuhan serta perkembangan yang terjadi pada diri orang dewasa.Jenis Pendidikan Orang Dewasa
- Pendidikan berkelanjutan (continuing education)
- Pendidikan perbaikan (corrective education)
- Pendidikan populer (popular education)
- Pendidikan kehidupan keluarga (family life education)
- Pendidikan kader
Pendidikan Berkelanjutan
Mempelajari pengetahuan, keterampilan lanjutan sesuai dengan perkembangan kebutuhan belajar pada diri orang dewasa.-tuj memperbaiki dan meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan serta profesi. Contoh: pelatihan, penataran, lokakarya.Pendidikan Perbaikan
Kesempatan belajar yang disajikan bagi orang dewasa yang memulai usia tua dengan tujuan agar mereka dapat mengisi kekurangan pendidikannya yg tidak sempat diperoleh pada usia muda.Pendidikan Populer
Pendidikan yg dimaksudkan bagi od dan orang tua dg tujuan agar mereka dapat mengenal perubahan-perubahan dan variasi dalam kehidupan sehari-hari.Pendidikan Kader
Kegiatan pendidikan yang diselenggarakan pada umumnya oleh lembaga, organisasi atau perkumpulan yg kegiatannya dibidang politik, ekonomi, kepemudaan, kesehatan, dll. Tujuannya untuk membina dan meningkatkan kemampuan kelompok tertentu yaitu kader-demi kepentingan misi lembaga yang bersangkutan.Faktor yang Mempengaruhi Belajar Orang Dewasa
Hambatan Fisiologik
- Penglihatan (intensitas penglihatan, jarak penglihatan dekat & jauh, kemampuan membedakan warna, ketelitian penglihatan.)
- Pendengaran (kejelasan pendengaran, diskriminasi nada)
Faktor Psikologis
- Orang dewasa tidak diajar –dimotivasi
- Belajar bagi orang dewasa merupakan proses yang menyakitkan
- Mengalami sesuatu
Sikap Pendidik atau Pembimbing Orang Dewasa menurut William Golden Jr
- Empathy
- Kewajaran
- Respect
- Komitmen dan kehadiran
- Mengakui kehadiran orang lain
- Membuka diri
Faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Peran Pembimbing Orang Dewasa
- Tujuan dan rancangan pendidikan
- Lamanya pendidikan
- Komposisi peserta
- Harapan peserta
- Harapan penyelenggara
- Profesi pembimbing
- Keadaan pembimbing
Proses Belajar Mengajar Andragogis
- Menciptakan iklim belajar yang kondusif
- Penciptaan struktur organisasi untuk perencanaan bersama (kel bel)
- Mendiagnosis kebutuhan belajar
- Merumuskan tujuan
- Mengembangkan rancangan kegiatan belajar
- Melaksanakan kegiatan belajar
- Mendiagnosis kembali kebutuhan belajar (evaluasi)
Lingkungan yang Edukatif Menurut Knowles
- Menghargai Kepribadian
- Partisipasi dalam pembuatan keputusan
- Kebebasan dalam menyatakan perasaan dan kemudahan memperoleh informasi
- Tanggung jawab bersama dalam menetapkan tujuan, melaksanakan kegiatan dan menilai.
Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Perkembangan dan Asumsi Pedadogi dan Andradogi. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar