Perkembangan Psikososial pada Masa Dewasa Akhir
Daftar Isi
Menurut Erikson, tahap psikososial dewasa akhir memasuki tahap integrity versus despair, yaitu kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Individu melihat kembali dan mengevaluasi apa yang telah mereka lakukan sepanjang hidup mereka. Kepuasan akan masa lalu, prestasi, dan kesuksesan akan positif (integrity). Jika sebaliknya, maka individu akan merasa kecewa yang dalam (despair). Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu memengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada hubungan sosial dan produktivitasnya yang maksimal. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati, hidup terlalu singkat, dan rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.
Menurut Erikson, ada beberapa tekanan yang membuat orang usia tua menarik diri dari keterlibatan sosial, yaitu:
image source: www(dot)ussportscamps(dot)com |
Baca juga: Perkembangan Fisik Dan Kognitif pada Masa Dewasa AkhirPerkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
1. Perkembangan Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memerhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang-orang yang memasuki masa dewasa akhir.2. Perkembangan Generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa kanak-kanak, seperti cara anak muda memandang kehidupan. Tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu yang masih tersisa.3. Perkembangan Integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang, produk-produk, dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup menjelang kematian. Tahap integritas ini ini dimulai kira-kira sekitar usia 65 tahun, dimana orang-orang yang tengah berada pada usia itu sering disebut sebagai usia tua atau orang lanjut usia (lansia). Usia ini banyak menimbulkan masalah baru dalam kehidupan seseorang. Meskipun masih banyak waktu luang yang dapat dinikmati, namun karena penurunan fisik atau penyakit yang melemahkan telah membatasi kegiatan dan membuat orang tidak merasa berdaya.Menurut Erikson, ada beberapa tekanan yang membuat orang usia tua menarik diri dari keterlibatan sosial, yaitu:
- Ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah, orang mungkin lepas dari peran dan aktifitas selama ini.
- Penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia terlalu memikirkan diri sendiri secara berlebihan.
- Orang-orang yang lebih muda disekitarnya cenderung menjauh darinya.
- Pada saat kematian semakin mendekat, orang usia tua seperti ingin membuang semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.
Perubahan dalam Relasi pada Masa Dewasa Akhir
Merujuk kepada teori social konvoi (persahabatan sosial), orang-orang yang menjalani kehidupan dengan dikelilingi oleh social konvoi, lingkungan teman dekat dan anggota keluarga dengan berbagai tingkat kedekatan, kepada mereka ia dapat menggantungkan pertolongan, kesejahteraan, dan dukungan sosial. Sebagai imbalannya mereka menawarkan perhatian, kasih sayang, dan dukungan. Karakteristik orang tersebut (gender, ras, agama, usia, pendidikan, dan status perkawinan) bersama dengan karakteristik situasi seseorang (harapan, peran, peristiwa kehidupan, stress, keuangan, ketidaknyamanan, tuntutan, dan sumber daya), memengaruhi ukuran dan komposisi persahabatan, dan kepuasan yang bersumber dari dukungan. Semua faktor ini memberikan konstribusi kepada kesehatan dan kesejahteraan. Teori selektivitas sosioemosional, menyatakan bahwa orang-orang memilih kontak sosial berdasarkan perubahan nilai penting relatif interaksi sosial yang merupakan sumber informasi sebagai bantuan dalam mengembangkan dan mempertahankan konsep diri, dan sebagai sumber kesejahteraan emosional.
Sebagaimana pada masa dewasa awal, hubungan tampak bagus untuk kesehatan fisik dan mental. Dalam sebuah studi longitudinal terhadap 32.624 pria Amerika sehat berusia 42 tahun sampai dengan 77 tahun. Pria yang terisolasi secara sosial, mereka yang tidak menikah, memiliki teman dan keluarga dengan jumlah kurang dari enam orang, dan tidak menjadi anggota kelompok agama atau komunitas, kecendurungan yang lebih tinggi meninggal karena sakit jantung, kecelakaan, atau bunuh diri pada empat tahun kemudian dibandingkan pria dengan jaringan sosial yang luas.
Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Perkembangan Psikososial pada Masa Dewasa Akhir. Semoga bermanfaat.
Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Perkembangan Psikososial pada Masa Dewasa Akhir. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar