Tahap-tahap Perkembangan Moral dan Psikososial
Daftar Isi
Dalam perkembangan moral, Kohlberg juga menekankan pada internalisasi, yaitu perubahan perkembangan dari perilaku yang dikontrol secara eksternal ke perilaku yang dikontrol secara internal. Berikut tahap-tahap perkembangan moral menurut Kohlberg seperti tercantum dalam Santrock (2007):
1. Preconventional Reasoning
Pada level ini, anak tidak menunjukkan internalisasi nilai-nilai moral. Penalaran moral dikontrol oleh hukuman dan ganjaran (reward) eksternal.2. Conventional Reasoning
Pada level ini, anak patuh secara internal pada standar tertentu tetapi pada dasarnya standar itu ditetapkan oleh orang lain seperti orang tua atau aturan sosial. Pada level ini, internalisasi berlangsung secara setengah-setengah (intermediate)3. Postconventional Reasoning
Pada level ini moralitas telah sepenuhnya diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar eksternal. Anak mengetahui aturan-aturan moral alternatif, mengeksplorasi pilihan-pilihan dan memutuskan sendiri apa yang terbaik secara moral bagi dirinya.Kohlberg percaya bahwa anak mengkonstruksikan pemikiran moral pada saat melewati tahap-tahap tersebut dan bukan secara pasif menerima norma moralitas kultural. Kohlberg juga berpendapat bahwa hubungan antar kawan seusia (peer) akan memajukan penalaran moral karena dalam hubungan seperti ini anak berkesempatan melakukan peran yang berbeda.
image source: education(dot)arts(dot)unsw(dot)edu(dot)au |
Baca juga: Perkembangan Kognitif dan Bahasa dalam Psikologi Pendidikan
Perkembangan Psikososial
Pakar psikologi yang mengembangkan teori perkembangan personal dan sosial salah satunya adalah Erik Erikson. Ia mengembangkan teori perkembangan psikososialnya dengan mendasarkan salahsatunya pada teori psikoanalisa yang dikemukakan Freud.Erikson mengemukakan bahwa individu dalam setiap tahapan perkembangannya akan mengalami sejumlah konflik berupa tugas pertumbuhan. Konflik-konflik tersebut harus diselesaikan sehingga tidak mengganggu dalam tingkatan perkembangan selanjutnya. Bagi Erikson, krisis ini bukanlah suatu bencana, tetapi suatu titik balik peningkatan kerentanan dan peningkatan potensi. Semakin berhasil individu mengatasi krisis, akan semakin sehat perkembangan mereka. Tahapan perkembangannya yaitu:
Trust VS Mistrust
Adalah suatu tahap psikososial pertama yang dialami dalam tahun pertama kehidupan. Suatu rasa percaya menuntut perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah kecil ketakutan serta kekuatiran akan masa depan. Kepercayaan pada masa bayi menentukan harapan bahwa dunia akan menjadi tempat tinggal yang baik dan menyenangkan.Autonomy VS Shame And Doubt
Adalah tahap perkembangan kedua yang berlangsung pada masa bayi dan baru mulai berjalan (1-3 tahun). Setelah memperoleh rasa percaya kepada pengasuh mereka, bayi mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah atas kehendaknya. Mereka menyadari kemauan mereka dengan rasa mandiri dan otonomi mereka. Bila bayi cenderung dibatasi maka mereka akan cenderung mengembangkan rasa malu dan keragu-raguan.Initiative VS Guilt
Merupakan tahap ketiga yang berlangsung selama tahun-tahun sekolah. Ketika mereka masuk dunia sekolah mereka lebih tertantang dibanding ketika masih bayi. Anak-anak diharapkan aktif untuk menghadapi tantangan ini dengan rasa tanggung jawab atas perilaku mereka, mainan mereka, dan hewan peliharaan mereka. Anak-anak bertanggung jawab meningkatkan prakarsa. Namun, perasaan bersalah dapat muncul, bila anak tidak diberi kepercayaan dan dibuat mereka sangat cemas.Industry VS Inferiority
Berlangsung selama tahun-tahun sekolah dasar. Tidak ada masalah lain yang lebih antusias dari pada akhir periode masa awal anak-anak yang penuh imajinasi. Ketika anak-anak memasuki tahun sekolah dasar, mereka mengarahkan energi mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual. Yang berbahaya pada tahap ini adalah perasaan tidak kompeten dan tidak produktif.Identity VS Identity Confusion
Adalah tahap kelima yang dialami individu selama tahun-tahun masa remaja. Pada tahap ini mereka dihadapkan oleh pencarian siapa mereka, bagaimana mereka nanti, dan ke mana mereka akan menuju masa depannya. Satu dimensi yang penting adalah penjajakan pilihan-pilihan alternatif terhadap peran. Penjajakan karir merupakan hal penting. Orangtua harus mengijinkan anak remaja menjajaki banyak peran dan berbagai jalan. Jika anak menjajaki berbagai peran dan menemukan peran positif maka ia akan mencapai identitas yang positif. Jika orangtua menolak identitas remaja sedangkan remaja tidak mengetahui banyak peran dan juga tidak dijelaskan tentang jalan masa depan yang positif maka ia akan mengalami kebingungan identitas.Intimacy VS Isolation
Tahap keenam yang dialami pada masa-masa awal dewasa. Pada masa ini individu dihadapi tugas perkembangan pembentukan relasi intim dengan orang lain. Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasi akrab yang intim dengan orang lain, keintiman akan dicapai, kalau tidak, isolasi akan terjadi.Generality VS Stagnation
Tahap ketujuh perkembangan yang dialami pada masa pertengahan dewasa. Persoalan utama adalah membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna (generality). Perasaan belum melakukan sesuatu untuk menolong generasi berikutnya adalah stagnationIntegrity VS Despair
Tahap kedelapan yang dialami pada masa dewasa akhir. Pada tahun terakhir kehidupan, kita menoleh ke belakang dan mengevaluasi apa yang telah kita lakukan selama hidup. Jika ia telah melakukan sesuatu yang baik dalam kehidupan lalu maka integritas tercapai. Sebaliknya, jika ia menganggap selama kehidupan lalu dengan cara negatif maka akan cenderung merasa bersalah dan kecewa.Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Tahap-tahap Perkembangan Moral dan Psikososial. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar