Teori Belajar, Memahami Hasil Belajar, Faktor-faktor dan Evaluasi Hasil Belajar

Daftar Isi
Teori Belajar, Memahami Hasil Belajar, Faktor-faktor dan Evaluasi Hasil Belajar - Dalam sebuah pembelajaran manusia akan dibawa ke sebuah titik untuk melihat hasil dan capaiannya dalam proses belajar, atau bisa juga disebut dengan hasil belajar. Banyak berbagai teori tentang belajar dan hasil belajar yang akan kita bahas dalam artikel di bawah ini. Gunanya adalah agar kita dapat memahami dan mengevaluasi usaha kita dalam belajar. Semoga dengan artikel ini penjelasan yang lengkap dan lebih lanjutnya tentang belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi, hingga evaluasi hasil belajar dapat anda pahami dengan jelas.
Teori Belajar, Memahami Hasil Belajar, Faktor-faktor dan Evaluasi Hasil Belajar
Rekayasa: Seseoarang yang sedang belajar
Baca juga: Penjelasan Lengkap Mengenai Kontrol Diri
Menurut Syah (2005) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dari jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika berada di sekolah maupun lingkungan keluarga sendiri. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau mengahafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Bagi orang tua yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.

Winkel (2004) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pemahaman-pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap. Perubahan tersebut bersifat relatif konstan dan berbekas. Hal selaras diungkapkan oleh Cronbach (dalam Djamarah, 2002) bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar juga merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, Slameto (dalam Djamarah, 2002).

Beberapa ciri-ciri belajar menurut Djamarah (2002) yaitu sebagai berikut:

a. Perubahan yang terjadi secara sadar

Individu yang belajar, akan menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.

b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

Perubahan dari hasil belajar yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar tujuannya adalah untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan lain sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Artinya tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

e. Perubahan belajar bertujuan atau terarah

Perubahan tingkah laku tersebut terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Seseorang yang belajar sesuatu sebagai hasilnya akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan lain sebagainya.

Hal senada diungkapkan oleh Skinner (dalam Syah, 2005) belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. Berdasarkan eksperimennya, Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil optimal apabila ia diberi penguat (reinforcer). Menurut Chaplin (2004) belajar adalah perolehan dari perubahan yang relatif permanen dalam tingkah laku, sebagai hasil dari praktek atau hasil pengalaman.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku seseorang dalam bentuk pengetahuan, pemahaman dan sikap, artinya dengan belajar maka pengetahuan seseorang akan bertambah, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari sikap yang kurang baik menjadi lebih baik.

Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu prestasi yang dicapai seseorang dalam mengikuti proses pembelajaran, atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi terhadap diri individu. Perubahan yang di peroleh dari hasil belajar adalah perubahan secara menyeluruh terhadap tingkah laku yang ada pada diri individu.

Menurut Winkel (2004) hasil belajar adalah suatu perolehan perubahan, dan perubahan tersebut meliputi hal-hal yang bersifat internal seperti pemahaman dan sikap, serta hal-hal yang bersifat eksternal seperti keterampilan motorik dan lain sebagainya. Djamarah (2002) menjelaskan hasil belajar sebagai perubahan yang terjadi akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu.

Berbicara tentang hasil belajar, sering terjadi kesalahpahaman antara prestasi belajar dengan hasil belajar. Kedua istilah tersebut pada dasarnya adalah sama sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Djamarah (1991) bahwa para ahli dengan keahliannya masing-masing memberikan pengertian prestasi, mereka sepakat bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan. Jika kita dalam proses belajar artinya prestasi belajar sama dengan hasil belajar. Senada dengan permasalahan tersebut Harahap & dkk (dalam Djamarah 1991) memberikan batasan bahwa prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka. Menurut Sudjana (1991) hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu proses perubahan diri individu baik dari sikap, perkembangan diri untuk menunjukkan kemampuan dalam menguasai materi yang diterimanya, yang mencakup ranah kognitif, afeksi dan psikomotor.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Perubahan yang telah dilakukan individu merupakan hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Perubahan yang didapatkan tersebut melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan dari luar diri individu.

Menurut Djamarah (2002) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal

1) Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Nasution (dalam Djamarah, 2002) menyatakan bahwa anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Anak-anak yang kekurangan gizi akan lebih cepat lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran.

Nasution (dalam Djamarah, 2002) menjelaskan bahwa selain gizi, kondisi panca indera juga harus diperhatikan (mata, hidung, pengecap, telinga, dan tubuh), terutama mata sebagai alat untuk melihat dan sebagai alat untuk mendengar. Aspek fisiologis ini diakui mempengaruhi pengelolaan kelas baik itu dari postur tubuh, jenis kelamin, dan lain-lain.

2) Kondisi Psikologis

a) Minat
Menurut Slameto (dalam Djamarah, 2002) minat adalah suatu rasa lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Menurut Dalyono (dalam Djamarah, 2002) minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Hal ini diyakini bahwa minat mempengaruhi hasil belajar siswa.

b) Kecerdasan
Menurut Dalyono (dalam Djamarah, 2002) seseorang yang memiliki inteligensi baik umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya, orang yang inteligensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berfikir, sehingga hasil belajarnya rendah. Oleh karena itu, kecerdasan mempunyai peranan yang besar dalam menentukan berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program pendidikan dan pengajaran.

c) Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap hasil belajar seseorang. Menurut Sunarto & Hartono (dalam Djamarah, 2002) bakat merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih. Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan dorongan agar bakat itu terwujud.

d) Motivasi
Menurut Nasution (dalam Djamarah, 2002) motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi merupakan motor penggerak dalam perbuatan, maka bila ada anak didik yang kurang memiliki motivasi instrinsik, diperlukan dorongan dari luar, yaitu motivasi ekstrinsik, agar anak didik termotivasi untuk belajar.

e) Kemampuan kognitif
Menurut Djamarah (2002) di dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang sangat dikenal dan diakui oleh para ahli pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada siswa untuk dikuasai. Penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.

b. Faktor Eksternal

1) Lingkungan

a) Lingkungan alami
Menurut Djamarah (2002) lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan sekolah yang didalamnya dihiasi dengan tanaman/pepohonan yang dipelihara dengan baik. Kesejukan lingkungan membuat siswa betah tinggal berlama-lama di dalamnya. Oleh karena itu, pembangunan sekolah sebaiknya berwawasan lingkungan, bukan memusuhi lingkungan.

b) Lingkungan sosial budaya
Sebagai anggota masyarakat, siswa tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang terbentuk mengikat perilaku siswa untuk tunduk pada norma-norma sosial, susila, dan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

2) Instrumental

a) Kurikulum
Menurut Djamarah (2002) kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur subtansial dalam pendidikan. Guru harus mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum untuk mata pelajaran yang dipegang dan diajarkan kepada siswa. Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar siswa. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di sekolah.

b) Program
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia baik tenaga, finansial, dan sarana prasarana. Program pengajaran yang guru buat akan mempengaruhi proses belajar itu berlangsung.

c) Sarana dan fasilitas
Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah, dan ruang kelas merupakan sarana pokok yang harus disediakan sekolah untuk mengajar siswa. Buku, tenaga pendidik, laboratorium merupakan fasilitas pokok yang harus dipenuhi karena sarana dan fasilitas mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah.

d) Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru yang profesional lebih mengedepankan kualitas pengajaran daripada materil oriented. Menurut Soelaeman (dalam Djamarah, 2002) untuk menjadi guru yang baik itu tidak dapat diandalkan kepada bakat, hasrat ataupun lingkungan belaka, namun harus disertai kegiatan studi dan latihan serta praktek/pengalaman yang memadai agar muncul sikap guru yang dinginkan, sehingga melahirkan kegairahan kerja yang menyenangkan.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:

1. Faktor internal

a. Kondisi fisiologis
b. Kondisi psikologis yang terdiri atas minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.

2. Faktor eksternal

a. Lingkungan yang terdiri atas lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya.
b. Instrumental yang terdiri atas kurikulum, program, guru, sarana dan fasilitas.

Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah assessment yang menurut Tardif (dalam Syah, 2005) berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Evaluasi yang berarti pengungkapan dan pengukuran hasil belajar pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan. Oleh karena itu, ragamnya pun banyak, mulai yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Beberapa evaluasi hasil belajar diantaranya (Syah, dalam Aulia 2007):

a. Pre-test dan post-test

Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.

b. Evaluasi Prasyarat

Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pre test. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.

c. Evaluasi Diagnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasikan bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.

d. Evaluasi Formatif

Evaluasi ini dapat dipandang sebagai ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran. Tujuannya adalah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yaitu untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

e. Evaluasi Sumatif

Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.

f. Ujian Akhir Nasional

Ujian akhir nasional pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa ragam dari hasil belajar adalah pre-test dan post test, evaluasi prasyarat, evaluasi diagnostik, evaluasi formatif, evaluasi sumatif, dan ujian akhir nasional.

Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Teori Belajar, Memahami Hasil Belajar, Faktor-faktor dan Evaluasi Hasil Belajar. Semoga bermanfaat.
Universitas Psikologi
Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan.

Posting Komentar