Teori Followership Menurut Para Ahli
Daftar Isi
Pengertian Followership
Kelley (dalam Ramadhan, 2016)) berpendapat bahwa berdasarkan studi kualitatif yang telah dilakukannya mengenai kepemimpinan serta para pemimpin yang sukses, seorang pemimpin hanya menyumbang sekitar 10% - 20% dari keberhasilan organisasinya sedangkan sisanya 80% - 90% merupakan sumbangan followers didalam organisasi tersebut. Kelley berargumen bahwa konsep followership merupakan konsep yang lebih umum serta lebih banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan leadership. Hal ini karena karyawan dalam organisasi, bahkan setiap pemimpin pasti pernah menjadi seorang bawahan serta setiap hari dari mereka pasti melapor kepada seseorang. Seorang staff akan melapor kepada supervisor, supervisor melapor kepada manajer, dan seorang manajer akan melapor kepada CEO. Bahkan sering kali CEO harus melapor kepada beberapa pihak seperti pemegang saham, pihak berwenang, pemerintah, masyarakat, dan konsumen.Pengertian Followership |
Baca juga: Prilaku yang Membuat Seseorang Menjadi Mandiri
Kelley (dalam Ramadhan, 2016) mengartikan followership sebagai suatu kapasitas dan keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu dengan tujuan untuk berpartisipasi dalam memenuhi tujuan bersama. Berdasarkan prespektif followership, dapat dikatakan bahwa seorang followers merupakan seseorang yang tau apa yang dilakukan tanpa menunggu arahan serta mampu bertindak secara mandiri dan antusias dalam mencapai tujuan yang ditetapkan organisasi.
Alcorn (dalam Maolana, 2013) juga mendeskripsikan bahwa followership merupakan kemampuan dan kesediaan untuk bertindak melengkapi leadership. Sementara itu Howell & Mendez (dalam Ramadhan, 2016) berpendapat bahwa followership merupakan proses interaktif yang mendukung peran kepemimpinan. Mereka juga mengungkapkan followers yang efektif dapat menunjukkan kompetensi dan menguasai keterampilan yang diperlukan untuk tampil baik di lingkungan kerja dan berguna untuk organisasi. Pengikut yang efektif dapat mengelola diri dengan baik dan mampu bekerja tanpa pengawasan yang ketat. Followership juga diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengikuti arahan dan memberi dukungan secara efektif kepada pemimpin dan organisasi oleh Thach, Thompson, & Moris (dalam Efar, 2015).
Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa followership merupakan keinginan, kemauan, dan dorongan dari dalam diri individu untuk dapat bekerja sama dan mengikuti aturan dari perusahaan tempat dimana mereka bekerja. Bukan hanya itu, followership juga membicarakan tentang bagaimana individu dapat bekerja sama dengan rekan kerja agar tercipta kondisi kerja yang dapat menunjang meningkatnya produktifitas perusahaan.
Alcorn (dalam Maolana, 2013) juga mendeskripsikan bahwa followership merupakan kemampuan dan kesediaan untuk bertindak melengkapi leadership. Sementara itu Howell & Mendez (dalam Ramadhan, 2016) berpendapat bahwa followership merupakan proses interaktif yang mendukung peran kepemimpinan. Mereka juga mengungkapkan followers yang efektif dapat menunjukkan kompetensi dan menguasai keterampilan yang diperlukan untuk tampil baik di lingkungan kerja dan berguna untuk organisasi. Pengikut yang efektif dapat mengelola diri dengan baik dan mampu bekerja tanpa pengawasan yang ketat. Followership juga diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengikuti arahan dan memberi dukungan secara efektif kepada pemimpin dan organisasi oleh Thach, Thompson, & Moris (dalam Efar, 2015).
Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa followership merupakan keinginan, kemauan, dan dorongan dari dalam diri individu untuk dapat bekerja sama dan mengikuti aturan dari perusahaan tempat dimana mereka bekerja. Bukan hanya itu, followership juga membicarakan tentang bagaimana individu dapat bekerja sama dengan rekan kerja agar tercipta kondisi kerja yang dapat menunjang meningkatnya produktifitas perusahaan.
Dimensi Followership
Kelley (dalam Ramadhan, 2016)) menjelaskan dimensi followership sebagai berikut:a. Active Engagement
Active engagement adalah dimensi yang mencakup perilaku followers dimana mereka secara sukarela mengikuti serta melaksanakan kegiatan serta program yang memiliki sikap serta program yang memiliki nilai positif bagi organisasi. Individu yang pasif dan tidak menunjukkan keterlibatannya serta menunggu untuk diberitahu apa yang harus dilakukan merupakan followers yang tidak memiliki dimensi ini. Individu yang memiliki dimensi ini akan menunjukkan sikap dan perilaku yang selalu sejalan dengan kebaikan organisasi meskipun para pengikut tersebut tidak mendapatkan reward secara langsung dari organisasib. Indepnedent Critical Thinking
Dimensi Independent critical thinking adalah dimensi yang menjelaskan mengenai bagaimana seorang followers bukanlah “seekor domba” yang hanya mampu mengikuti arahan dari penggembalanya tanpa memiliki kemampuan berpikir yang kritis serta tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan terobosan inovatif yang penting. Sebaliknya, dimensi independent critical thinking merupakan dimensi yang paling penting dari seorang pengikut dimana dimensi ini menjaga arah serta jalannya kebijakan yang sudah diambil oleh sebuah organisasi untuk berjalan dalam koridor yang sehat serta berperan aktif dalam mencari jalan keluar dari permasalahan serta terobosan-terobosan baru yang inovatif serta efisien.Perilaku Followers yang Efektif
Berikut ini adalah perilaku followers yang efektif menurut Howell & Mandez (dalam Ramadhan, 2016):- Dapat menunjukkan kompetensi dan menguasai keterampilan yang diperlukan untuk tampil baik di lingkungan kerja dan berguna untuk organisasi.
- Dapat membangun hubungan kolaboratif, yaitu dengan saling mendukung dan bekerja sama baik dengan rekan kerja maupun dengan pemimpin.
- Dapat membela dan mendukung pemimpin didepan orang lain.
- Dapat mempengaruhi pemimpin agar lebih percaya diri dan tidak emosional supaya terhindar dari kesalahan.
- Dapat menunjukkan sikap yang pantas untuk organisasi, baik dalam bicara, berpakaian, dan etika.
- Dapat menunjukkan komitmen dan kepedulian terhadap kinerja organisasi serta membangun suasana kerja yang bersahabat.
- Dapat menunjukkan kesediaan untuk berpartisipasi dalam perubahan organisasi.
Faktor-faktor Followership
Martin (2008) menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi followership individu, diantaranya:a. Trait
Beberapa trait yang terkait dengan followership individu yaitu intelligence, independent thinking, self relience, dan dependability. Keterangan trait ini akan dijelaskan sebagai berikut:- Intelligence, inteligensi memungkinkan individu bertindak benar walau tanpa arahan dari atasannya sekalipun.
- Independent thinking, trait ini memungkinkan individu agar lebih berinisiatif dalam berpikir serta dapat mengantisipasi masalah yang akan terjadi.
- Self relience, trait ini memungkinkan individu untuk bertindak secara mandiri.
- Dependability, individu yang memiliki trait ini akan dipercayai oleh atasannya dalam hal pengambilan keputusan.
b. Hubungan yang terjadi antara atasan dan followers
Hubungna yang terjadi antara keduanya memungkinkan followers untuk belajar atau meneladani atasannya, hal ini tentunya dapat mendukung tercapainya tujuan dari perusahaan secara efektif.c. Iklim Organisasi
Iklim organisasi menggambarkan sinergi yang terjadi antar individu dalam suatu organisasi. Iklim organisasi ini salah satunya meliputi hubungan timbal balik antara individu dengan atasan maupun organisasi. Ketika individu yang sudah menampilkan performa semaksimal mungkin mendapat apresiasi dari atasan, dampak yang dirasakan individu adalah terciptanya suatu kepuasan dan kenyamanan bekerja yang hasil akhirnya akan berdampak pada meningkatnya performa individu tersebut.
Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Teori Followership: Pengertian, Dimensi dan Faktor-faktor Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar