Teori Parent Attachment Menurut Para Ahli

Daftar Isi
Teori Parent Attachment Menurut Para Ahli - Memiliki keluarga yang harmonis dan bahagia adalah keinginan dari semua orang di dunia ini. Tak terlepas dari peran masing-masing anggota keluarga dari menjalin hubungan yang baik. Maka dari itu universitaspsikologi.com akan membagikan rangkuman dari parent attachment atau bisa dibilang kedekatan orang tua yang memberikan pengaruh dalam keluarga. Silahkan disimak pada tulisan di bawah ini.

Pengertian Parent Attachment

Kata parent atau orang tua dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti ayah ibu kandung. Keduanya merupakan perantara Tuhan akan keberlangsungan manusia di muka bumi ini. Status orang tua atau parent mulai diberikan pada pasangan pernikahan sejak kelahiran anak pertamanya.
Sebagaimana diungkapkan oleh Kagan (dalam Lestari, 2016), melakukan tugas parenting berarti menjalankan serangkaian keputusan tentang sosialisasi kepada anak. Lebih lanjut LeVine (dalam Lestari, 2016) menjelaskan bahwa tujuan universal parenting meliputi menjamin kesehatan dan keselamatan fisik, mengembangkan kapasitas perilaku untuk menjaga diri dengan pertimbangan ekonomis dan pemenuhan kapasitas perilaku untuk memaksimalkan nilai-nilai budaya, misalnya moralitas, kemuliaan dan prestasi.

Sebagaimana orang tua memiliki peran penting dalam keberlangsungan keluarga. Tanpa keduanya keluarga akan mengalami disfungsi, diantara ciri-cirinya adalah kematian salah satu atau orang tua, perceraian, hubungan orang tua yang tidak baik, hubungan orang tua dengan anak tidak baik, dan sebagainya. Menurut Hawari (dalam Yusuf, 2016) anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang mengalami disfungsi mempunyai resiko yang lebih besar untuk bergantung tumbuh kembang jiwanya (misalnya berkepribadian anti sosial), daripada anak yang dibesarkan dalam keluargayang harmonis dan utuh.
Teori Parent Attachment Menurut Para Ahli
Parent Attachment
Baca juga: Teori Organizational Citizenship Behavioral Menurut Para Ahli
Teori tentang attchment pertama kali dicetuskan oleh John Bowbly (1969). Bowbly mendefenisikan pengaruh perilaku pengasuhan sebagai faktor kunci dalam hubungan orang tua – anak yang dibangun sejak usia dini. Hubungan tersebut merupakan sumber emosional dan kognitif bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungan dan kehidupan sosialnya. Hal ini akan mempengaruhi pola perilaku anak saat memasuki usia dewasa. Kelekatan selalu didukung oleh tingkah laku lekat (attachment behavior) yang dirancang untuk memelihara hubungan tersebut. Tingkah laku lekat adalah berbagai tingkah laku yang diproyeksikan anak untuk mencari, menambah, dan mempertahankan kedekatan, serta melakukan komunikasi dengan figur lekatnyta (orang tua) (dalam Irawan,2015).

Santrock (2013) mendefenisikan attachment sebagai ikatan emosional yang kuat antara dua individu. Allen,dkk (dalam Santrock, 2013) menemukan bahwa remaja yang mengalami kelekatan yang aman pada usia 14 tahun cenderung mengalami relasi yang eksklusif, merasa nyaman dengan keintiman relasi, dan independensi keuangan yang meningkat pada usia 21 tahun.

Bowbly (dalam Irawan, 2015) mengklasifikasikan konsep dasar attachment menjadi tiga, yaitu:

a. Attachment berfungsi sebagai bentuk pertahanan terhadap suatu hal yang dianggap jahat. Hal ini mengingat prinsip dibalik munculnya attachment adalah kebutuhan akan perasaan aman.

b. Perasaan aman yang dihasilakn attchment positif (secure attachment) memiliki hubungan erat dengan kemampuan mengembangkan kreativitas dan eksplorasi (penguasaan lingkungan). Anak-anak yang kebutuhan kelekatannya terpenuhi memiliki kemampuan untuk mengubah figur attachment ke lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, pada masa remaja, anak akan pandai bergaul, percaya kepada orang lain, serta memiliki hubungan sosial yang sehat.

c. Attachment bukanlah kebutuhan anak yang memungkinkan terjadinya pertumbuhan menjadi cepat. Namun, attachment merupakan kebutuhan yang terpendam sepanjang hidup manusia.

Dari defenisi yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa parent attachment adalah suatu hubungan emosional pada orang tua dengan anak, pada hubungan ini orang tua memiliki peran penting untuk mendidik serta mengarahkan anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Aspek-aspek Parent Attachment

Berdasarkan teori attachment Bowlby yang dikembangkan oleh Ainsworth (dalam Santrock, 2013), membagi attachment menjadi tiga yaitu:

a. Kelekatan aman (secure attachment)

Kelekatan aman adalah interaksi yang terbentuk antara orang tua dengan anak. Anak merasa percaya terhadap orang tua sebagai figur yang selalu mendampingi, sensitif, dan responsif, penuh cinta serta kasih sayang saat mereka mencari perlindungan dan kenyamanan.

b. Kelekatan menghindar (avoidant attachment)

Anak yang tidak memiliki kepercayaan diri karena saat mencari kasih sayang, anak tidak direspon atau bahkan ditolak. Hal ini terjadi karena ketika anak sedang mencari perlindungan namun orang tua secara konstan menolaknya.

c. Kelekatan cemas (anixious attachment)

Anak merasa tidak yakin bahwa orang tuanya selalu ada dan cepat membantu saat anak membutuhkannya. Akibatnya, anak mudah mengalami kecemasan untuk berpisah, cenderung bergantung, menuntut perhatian, dan cemas ketika bereksplorasi dalam lingkungan.
Dari uraian diatas aspek-aspek parent attachment adalah kelekatan aman, kelekatan menghindar dan kelekatan cemas.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Parent Attachment

Ainsworth (dalam Sa’diyah, 2017) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang akan mempengaruhi pembentukan attachment dalam diri seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Faktor Internal

1) Pengalaman masa lalu

Pengalaman masa lalu erat kaitannya dengan kehidupan seseorang sebelum ia memasuki masa dewasa. Perlakuan orang tua dan orang-orang sekitar akan mempengaruhi dirinya dalam membangun attachment.

2) Faktor keturunan

Gen menang belum dapat dipastikan sebagai pembawa sifat keturunan dari attachment. Keturunan dikatakan dapat mempengaruhi bentuk attachment karena anak cenderung meniru perilaku orang tuanya.

3) Ketidakkonsistenan cara pengasuhan

Banyak orang tua tidak konsisten dalam mendidik anak. Ketidakpastian sikap orang tua membuat anak sulit membangun kelekatan tidak hanya secara emosional tetapi juga secara fisik. Sikap orang tua yang tidak dapat diprediksi membuat anak bingung, tidak yakin, sulit mempercayai dan patuh pada orang tua.

b. Faktor Eksternal

Sering berpindah tempat membuat proses penyesuaian diri anak menjadi sulit, terutama bagi seorang balita. Situasi ini akan menjadi lebih berat baginya jika orang tua tidak memberikan rasa aman dengan mendampingi meraka dan mau mengerti atas sikap atau perilaku anak yang mungkin saja aneh akibat dari rasa tidak nyaman saat harus menghadapi orang baru. Tanpa kelekatan yang stabil, reaksi negatif anak akhirnya menjadi bagian dari pada tingkah laku yang sulit diatasi.

Dari uraian diatas faktor-faktor yang mempengaruhi parent attachment adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terbagi menjadi tiga yaitu, pengalaman masa lalu, keturunan, dan ketidakkonsistenan cara pengasuhan.

Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Teori Parent Attachment Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.
Universitas Psikologi
Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan.

Posting Komentar