Teori Risk Driving Behavior Menurut Para Ahli

Daftar Isi

Teori Risk Driving Behavior Menurut Para Ahli - Psikologi memang ilmu yang sangat luas jelajah keilmuannya. Salah satunya terkait dengan kecelakaan dalam berkendara atau bisa disebut dengan risk driving behavior. Salah satu variabel psikologi ini menjadi khusus bagi para ahli dan tentu saja dijadikan sebagai landasan dalam kebijakan-kebijakan dalam berkendara. Tulisan universitaspsikologi.com ini akan memperkenalkan seperti apa itu teori risk driving behavior yang akan kita pelajari kali ini:

Pengertian Risk Driving Behavior

Risk driving behavior adalah perilaku mengemudi yang berisiko baik terhadap dirinya sendiri, orang lain dan juga lingkungan sekitarnya. Menurut Parker (2012) risk driving behavior adalah suatu perilaku berisiko yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan dan memungkinkan terjadinya kecelakaan, dan dapat mengakibatkan cedera fatal bagi dirinya, penumpang, ataupun pengguna jalan lain seperti pejalan kaki, pengemudi lain, ataupun penumpang di dalam kendaraan lain. Contoh dari perilaku-perilaku tersebut adalah mengemudi saat lelah, mendahului kendaran dari jalur kiri, dan melakukan putaran balik (u-trun) illegal.

Menurut Dulla dan Geller (2004), risk driving behavior adalah perilaku mengemudi dengan kecepatan tinggi, tailgating, menerobos rambu lalu lintas, belok tanpa memberi tanda dan sering berubah-ubah jalur saat mengemudi kendaraan. Selain itu risk driving behavior menurut Iversen (2004) mengemudi berisiko berkaitan dengan perilaku pelanggaran lalu lintas, mengemudi dengan kecepatan tinggi, pengemudi yang nekat, tidak menggunakan sabuk pengaman serta meminum- minuman keras saat mengemudi.

Teori Risk Driving Behavior Menurut Para Ahli
Risk Driving Behavior

Baca juga: Perkembangan Sosio Emosional Individu

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa risk driving behavior adalah perilaku-perilaku yang dilakukan oleh pengendara yang dapat meningkatkan terjadinya kecelakaan, seperti mengendari sepeda motor dengan kecepatan tinggi, tidak menggunakan sabuk pengaman, maupun mendahului kendaraan lain dari jalur kiri, sehinga tidak hanya berdampak negatif pada pengendara saja tetapi juga terhadap lingkungan sekitarnya.

Dimensi Risk Driving Behavior

Pada perilaku mengemudi berisiko (risk driving behavior) terdapat beberapa dimensi yang perlu diperhatikan. Parker (2015) mengemukakan beberapa dimensi yang terkait dengan perilaku mengemui berisiko (risk driving behavior), yaitu:

1. Transient Rule Violation

Transient rule violation (pelanggaran tidak tetap) adalah perilaku mengemudi berisiko yang dapat berubah sepanjang perjalanan, seperti kecepatan mengemudi dan berbicara di telepon seluler.

2. Fixed Rule Violation

Fixed rule violation (pelanggaran tetap) adalah mengeksplorasi perilaku mengemudi berisiko yang tidak mungkin berubah sepanjang perjalanan, seperti alkohol , keracunan obat, dan pemakaian sabuk pengaman.

3. Missjudgment

Missjudgment (salah memperkirakan dan penilaian) adalah adanya kesalahan penilaian pengemudi pemula dalam berkendara sehingga menempatkan pengemudi muda pada peningkatan risiko kecelakaan, seperti meremehkan jarak yang diperlukan untuk berhenti, dan salah menilai jarak saat menyalip atau berbelok di lalu lintas.

4. Risky Driving Exposure

Risky risky exposure (kecendrungan terpapar situasi berisiko) adalah keadaan berisiko yang melibatkan pengendara muda melakukan risk driving behavior, contoh mengemudi di malam hari dan dengan teman mereka sebagai penumpang

5. Driver Mood

Driver mood (kondisi emosi saat berkendara) adalah sejauh mana pengendara muda menangapi emosi mereka ketika berkendara, termasuk kemarahan dan frustrasi.

Faktor-faktor Penyebab Risk Driving Behavior

Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya risk driving behavior. Menurut Parker (2012) faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu:

Karakteristik Pengemudi

Karakteristik ini dibagi lagi diantaranya: 

Karakteristik Sosiodemografis

Diantaranya karakteristik dari sosiodemografis itu berpengaruh, berikut ini penjelasannya:

Usia

Usia merupakan fakor demografi yang mempengaruhi pengemudi untuk melakukan risk driving behavior. Rhodes & Pivik, (2011) mengungkapkan bahwa pengendara remaja lebih banyak melakukan risk driving behavior sehingga hal ini menyebabkan tingkat kecelakaan dan pelanggaran yang lebih besar. Selain itu menurut Hasselberg & Laflamme (2009), usia 18-19 tahunn hampir 3 kali lipat kemungkinan mengalami kecelakaan dibangdingkan usia 25 tahun keatas.

Gender

Menurut Jelalian, dkk., (2000) pengendara laki-laki lebih sering teribat risk driving behavior dibandingkan pengendara perempuan. Berdasarakan penelitian yang dilakukan di Australia tahun 2009, mengungkapkan bahwa jenis kelamin laki-laki mengalami jumlah kematian tiga kali lipat lebih banyak di bandingkan perempuan. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh negatif dari lingkungan sosial sehingga mempengaruhi gaya mengemudi pada laki-laki.

Emosi dan Faktor Personal

Diantaranya emosi dan faktor personal itu berpengaruh berikut ini penjelasannya:

Keadaan Emosi

Keadaan emosi remaja akan berpengaruh pada cara mereka berkendara. Tiga perempat masyarakat yang disurvey di Amerika melaporkan bahwa mereka melihat remaja berkendara mengalami emosi negatif seperti kemarahan, dan emosi positif seperti kegembiraan, namun lebih dari setengahnya melaporkan melihat kemarahan pengendara remaja di jalanan (CHOP, 2007). Menurut Mesken, dkk., (2007), kemarahan pengendara remaja di jalanan akan membuat para pengendara remaja untuk melakukan perilaku berisiko lainnya seperti mengebut di jalanan dan juga akan menimbulkan perilaku agresi.

Kecenderungan Mencari Sensasi

Kepribadian sensation seeking merupakan salah satu kepribadian yang mempegaruhi perilaku mengemudi berisiko. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jonah (1997) menunjukan bahwa individu yang sensation seeking ya tinggi cenderung melakukan perilaku mengemudi berisiko. Keinginan untuk mencari sensasi berkontribusi pada seperempat dari pengendara remaja melakukan pelanggaran (Ross & Guarnieri, 1994, dikutip di Cavallo, Montero, Sangster & Maunders, 1997).

Karakteristik Penumpang

Seperti apa karakteristik yang memepengaruhinya:

Usia Penumpang

Lebih dari setengah kecelakaan fatal dialami oleh pengendara berusia 16 tahun yang membawa penumpang berusia muda dibandingkan ketika membawa penumpang yang lebih tua (Ulmer, Williams, & Preusser, 1997). Hal ini di sebabkan bahwa pengendara remaja lebih cenderung membawa penumpang dari pada pengemudi yang lebih tua selain itu pengendara remaja sangat rentan terhadap pengaruh negatif dari penumpang berusia muda dari pada pengendara usia tua (Williams et al., 2007).

Gender Penumpang

Menurut Fu & Wilmot, (2008) pengendendara laki-laki yang membawa penumpang berjenis kelamin laki-laki yang berusia muda akan lebih berisiko untuk terjadinya risk driving behavior sehinga menyebabkan terjadinya kecelakaan yang cukup fatal.

Pengaruh Sosial

Apa saja yang menjadi pengaruh sosialnya, berikut ini:

Orang tua

Pemberian penghargaan dan hukuman terhadap sikap dan perilaku yang dilakukan oleh remaja akan mempengaruhi remaja untuk melakukan perilaku berisiko (Bonino dkk., 2005). Perilaku yang dihukum dan tidak dihargai adalah perilaku kecil kemungkinannya untuk diulang, sementara perilaku yang dihargai dan tidak dihukum adalah lebih mungkin terulang.

Bagi pengendara remaja, jika orang tua tidak menghukum perilaku berisiko yang dia lakukan, seperti sengaja ngebut tanpa adanya pengawasan orang tua, kemungkinan besar pengendara remaja akantetap terus mengebut (Foss, 2007). Jika orang tua menunjukkan sikap mengemudi yang berisiko, pengendara remaja juga akan cenderung melakukan sikap yang dilakukan oleh orang tua mereka ketika berkendara sehingga mengabaikan keselamatan dan kepatuhan aturan lalu lintas.

Teman Sebaya

Pada masa remaja, individu ketergantungan mereka pada teman dalam membentuk sikap dan perilaku akan meningkat (Sharpley, 2003; Sigelman, 1999). Teman sebaya bisa menjadi model untuk ditiru, sehingga dapat menodorong dapat mendorong remaja untuk berperilaku berisiko salah satunya risk driving behavior. keterlibatan remaja dalam perilaku berisko disebabkan kerena mereka ingin pengakuan sosial dari temana sebanyanya (Bonino, dkk., 2003).

Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Teori Risk Driving Behavior Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.

Universitas Psikologi
Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan.

Posting Komentar