Pengertian Subjective Well Being dan Komponennya Menurut Para Ahli
Pengertian Subjective Well Being dan Komponennya Menurut Para Ahli - Manusia pasti mengalami naik-turun keadaan psikologinya. Perlu kita ketahui dalam psikologi ada sebuah variabel yang bisa melihat kemampuan seseorang (positif) dalam memaknai pengalamannya yaitu subjective well being atau bisasa disingkat SWB. Sudah ada yang tahu, apa itu subjective well being? Kalau belum universitaspsikologi.com pada tulisan ini akan mengulas pengertian subjective well being, komponen dan faktor SWB berikut ini
Pengertian Subjective Well Being (SWB)
Subjective well being adalah suatu kondisi dimana individu mampu menilai secara kognitif dan afektif pengalaman hidup dengan cara yang positif serta penilaian kepuasan hidup (Diener, 2009). Subjective well being suatu kebahagiaan yang menekankan pada pengalaman emosional yang menyenangkan. Reaksi afektif dalam subjective well being adalah suatu bentuk reaksi emosional individu terhadap peristiwa dalam hidup, baik emosi yang menyenangkan ataupun emosi yang tidak menyenangkan.
Koenig, McCullough, dan Larson (2001) berpendapat bahwa subjective well being merupakan keadaan pikiran yang membawa kepuasan dan kebahagiaan. Perasaan emosi positif yang melibatkan penilaian kognitif seperti kepuasan hidup atau respon emosional terhadap peristiwa yang telah dialami. Beberapa komponen terpisah seperti kepuasan hidup dan kepuasan dalam kehidupan seperti pernikahan, pekerjaan, pendapatan, rumah dan hiburan; merasakan afek positif seperti mood dan emosi yang menyenangkan hampir setiap waktu; perasaan negatif yang tidak teratur seperti depresi, stress, dan marah; serta menetapkan kehidupan individu apakah kehidupan tersebut bermakna (Diener, 2002).
Menurut Scollon, Kim-Prieto, dan Diener (2009) subjective well-being adalah evaluasi subjektif individu yang meliputi konsep seperti kepuasan hidup, emosi yang menyenangkan, perasaan terpenuhi, dan kepuasan hidup.
Teori Subjective Well Being |
Baca juga: Seperti Apa Kematangan Sosial itu?
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, definisi subjective well being yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah definisi subjective well being menurut Diener (2009) mengatakan bahwa subjective well being adalah suatu kondisi dimana individu mampu mengevaluasi kognitif dan afektif dalam pengalaman hidup dengan cara yang positif serta penilaian kepuasan hidup.
Komponen Subjective Well Being (SWB)
Komponen Subjective well being menurut Diener (2009) terbagi ke dalam komponen afektif terdiri komponen kognitif, dan komponen afektif yang terdiri dari afek positif dan afek negatif.
Komponen Kognitif
Komponen kognitif adalah penilaian terhadap kehidupan seseorang. Suatu penilaian yang reflektif pada diri individu, bagaimana sesuatu yang baik berjalan sesuai dengan keinginannya serta mempengaruhi pandangan hidup yang lebih positif terhadap dirinya. Penilaian terhadap kehidupan dapat dibagi menjadi:
Penilaian terhadap life satisfaction (kepuasan hidup) secara menyeluruh
Secara spesifik, penilaian ini menarik cara pandang seseorang terhadap keadaan kehidupan dengan standar unik yang mereka miliki. Penilaian yang dibuat seseorang dalam mengevaluasi kehidupannya seperti kesehatan fisik dan mental, pekerjaan, rekreasi, hubungan sosial, dan keluarga.
Komponen Afektif
Penjelasan terkkait komponen SWB (afektif):
Afek Positif
Afek positif menggambarkan emosi atau suatu hal yang menyenangkan. Emosi positif yang muncul dalam diri individu cenderung reaksi terhadap peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bahwa kehidupan individu tersebut berjalan sesuai dengan keinginan. Emosi positif yang tampak seperti semangat, percaya diri, gembira, kuat, bangga, perhatian, aktif, dan penuh tekad. Individu yang memiliki afek positif tinggi akan mengarahkan pada subjective well being yang tinggi.
Afek Negatif
Afek negatif menjelaskan bahwa emosi yang muncul adalah emosi negatif atau suatu hal yang tidak menyenangkan. Emosi negatif yang dimunculkan individu seperti marah, tidak bersemangat, tidak percaya diri, takut, malu, kecewa, gugup, dan khawatir.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Subjective Well Being
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi subjective well being Diener (2009), sebagai berikut:
1. Kepuasan Subjektif
Kepuasan subjektif mencakup diri individu sendiri dan lingkungan. Kepuasan diri individu sendiri dan kepuasan dengan lingkungan cukup erat dengan bentuk perlakuan individu tersebut. Kepuasan subjektif dengan lingkungan dengan hubungan dengan pekerjaan, keluarga, dan komunitas. Sedangkan kepuasan subjektif dengan diri sendiri adalah memiliki self esteem yang tinggi.
2. Kepribadian
Kepribadian menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap subjective well being individu.
3. Biologis
Kondisi biologis individu menjadi penentu dari keadaan subjective well being individu yaitu kondisi fisik yang sehat. Individu yang fisiknya tidak sehat akan cenderung akan merasakan subjective well being yang rendah.
4. Perilaku
Perilaku individu mencerminkan dari keadaan subjective well being. Individu yang merasakan peristiwa-peristiwa baik dalam hidupnya, maka individu tersebut mendapatkan afek positif. Begitupun sebaliknya, individu yang merasakan peristiwa-peristiwa buruk akan mendapatkan afek negatif.
5. Penghasilan
Kepuasan hidup individu juga dapat dilihat dari penghasilan yang dimiliki. Beberapa penelitian mendapatkan hasil adanya hubungan antara penghasilan dengan subjective well being. Individu yang memiliki penghasilan yang banyak akan merasakan subjective well being yang baik.
6. Demografis
Faktor-faktor yang mempengaruhi subjective well being adalah umur, gender, ras, pekerjaan, kepercayaan, pernikahan, pendidikan, dan keluarga. Dengan perbandingan usia, individu yang usia muda cenderung mengalami afek positif dibandingkan dengan individu usia tua cenderung memberikan penilaian hidup secara negatif.
Posting Komentar